Pemeriksaan
diagnostik:
Menurut Soegijanto (2002),
pemeriksaan diagnostic pada pasien DHF meliputi:
a.
Laboratorium
Darah lengkap
1) Hemokonsentrasi (hematokrit
meningkat 20% atau lebih)
Normal : pria à
40-48 %
2) Trombositopeni (Jumlah trombosit
kurang dari 100.000 mm³)
Normal : 150000-400000/ui
3) Perpanjangan masa perdarahan dan
berkurangnya tingkat protobin
4) Asidosis
5) Kimia darah : hiponatremia,
hipokalemia, hipoproteinemia
b.
Uji tourniquet positif
Menurut WHO dan Depkes RI (2000),
uji tourniquet dilakukan dengan cara memompakan manset sampai ketitik antara
tekanan sistolik dan diastolik selama lima menit. Hasil dipastikan positif bila
terdapat 10 atau lebih ptekie per 2,5 cm². Pada DHF biasanya uji tourniquet
memberikan hasil positif kuat dengan dijumpai 20 ptekie atau lebih. Uji
tourniquet bias saja negatif atau hanya positif ringan selama masa shok, dan
menunjukkan hasil positif bila dilakukan setelah masa pemulihan fase shok.
c.
Radiologi foto thorak: 50% ditemukan
efusi fleura, efusi pleura dapat terjadi karena adanya rembesen plasma.
d.
Urine : albuminuria ringan
e.
Sumsum tulang : awal hiposeluler
kemudian menjadi hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi. Hari ke
10 biasanya normal.
f.
Pemeriksan serologi : dilakukan
pengukuran titer antibody pasien dengan cara haemaglutination inhibition tes
(HI test)/ dengan uji pengikatan komplemen (complemen fixation test/ CFT)
diambil darah vena 2-5 ml
g.
USG : hematomegali-splenomegali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar